Kematian bukanlah kefanaan yang abadi. Namun, kematian hanyalah proses perpindahan manusia dari tempat beramal (dunia)

Kematian bukanlah kefanaan yang abadi.

Allah Ta’ālā berfirman,

"Katakanlah, 'Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu kamu akan dikembalikan."

(QS. As-Sajadah: 11)

Kematian akan dirasakan jasad dan roh; roh dianggap mati manakala berpisah dari jasad. Akan tetapi, roh akan kembali lagi ke jasad setelah hari kebangkitan pada hari Kiamat kelak.

Allah Ta’ālā berfirman,

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."

(QS. Az-Zumar: 42)

Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya jika roh telah diambil, maka ia akan diikuti oleh penglihatan mata."

(HR. Muslim: 920)

Setelah kematian, manusia akan berpindah dari ladang amal (dunia) menuju tempat pembalasan (akhirat).

Allah Ta’ālā berfirman,

"Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah bangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka."

(QS. Yūnus: 4)

Roh manusia setelah kematiannya tidak akan berpindah ke jasad orang lain, serta tidak pula mengalami reinkarnasi pada jasad yang lain. Klaim reinkarnasi itu bertentangan dengan akal dan pancaindra, serta tidak ada satu riwayat pun yang mendukung keyakinan seperti ini dari para nabi ‘alaihimus-salām.

Pilih Bahasa Anda