Kematian bukanlah kefanaan yang
abadi.
"Katakanlah, 'Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu kamu akan dikembalikan."
Kematian akan dirasakan jasad dan
roh; roh dianggap mati manakala berpisah dari jasad. Akan tetapi, roh akan
kembali lagi ke jasad setelah hari kebangkitan pada hari Kiamat kelak.
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."
Rasulullah
ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya jika roh telah diambil, maka ia akan diikuti oleh penglihatan mata."
Setelah kematian, manusia akan
berpindah dari ladang amal (dunia) menuju tempat pembalasan (akhirat).
"Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah bangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka."
Roh manusia setelah kematiannya tidak akan
berpindah ke jasad orang lain, serta tidak pula mengalami reinkarnasi pada
jasad yang lain. Klaim reinkarnasi itu bertentangan dengan akal dan pancaindra,
serta tidak ada satu riwayat pun yang mendukung keyakinan seperti ini dari para
nabi ‘alaihimus-salām.