Allah Ta’ālā mensyariatkan tobat dalam ajaran Islam, yaitu kembalinya manusia kepada Rabb-nya dengan meninggalkan segala bentuk dosa.
"Bertobatlah kalian semuanya, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung."
Allah Ta’ālā juga berfirman,
"Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(nya), dan bahwa Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang?"
Allah Ta’ālā juga berfirman,
"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Allah lebih gembira dengan tobat seorang hamba yang beriman dibandingkan kegembiraan seseorang yang berada di gurun sahara yang mencekam dengan ditemani hewan tunggangannya serta perbekalan makanan dan minuman, kemudian ia tertidur. Ketika ia terbangun, ternyata hewan tunggangannya terlepas dengan membawa perbekalan makanan dan minumannya. Kemudian orang tersebut mencari hewan tunggangannya tersebut ke sana kemari hingga ia merasa haus. Setelah itu, ia pun berkata, 'Sebaiknya aku kembali saja ke tempat tidurku semula sampai aku mati.' Tak lama kemudian orang tersebut membaringkan tubuhnya dengan meletakkan kepalanya di atas lengannya dan bersiap-siap untuk mati. Ketika ia terbangun, ternyata hewan tunggangannya itu telah berada di sisinya dengan membawa bekal makanan dan minumannya. Sungguh kegembiraan Allah karena tobat seorang hamba-Nya yang beriman melebihi kegembiraan orang tersebut dengan kembalinya tunggangannya bersama perbekalan."
Islam menghapus dosa-dosa masa lalu (saat kafir), dan tobat menghapus perbuatan dosa sebelumnya.
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh, berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu (dibinasakan).'"
Bahkan Allah menyeru kaum Nasrani agar bertobat.
"Mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Allah Ta’ālā juga memotivasi seluruh pelaku maksiat dan para pendosa agar segera bertobat.
, "Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Tatkala 'Amr bin Al-'Āṣ bertekad masuk Islam, ia sangat khawatir bila dosa-dosa masa lalunya sebelum masuk Islam tidak akan terampuni. Lantas 'Amr mengisahkan kondisinya ini dalam satu riwayat,
"Ketika Allah ‘Azza wa Jalla memasukkan Islam ke dalam hatiku, maka aku mendatangi Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam agar beliau membaiatku. Kemudian beliau mengulurkan tangannya kepadaku, lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah! Aku tidak akan membaiatmu sebelum engkau memberi maaf atas kesalahan-kesalahanku yang telah lalu.' Maka Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, 'Wahai 'Amr! Tidakkah kamu tahu bahwa hijrah menghapus dosa yang telah lalu? Wahai 'Amr! Tidakkah kamu tahu bahwa Islam menghapus dosa yang telah lalu?'"
(HR. Muslim: 121, beliau meriwayatkan secara lengkap dengan lafal yang sedikit berbeda; dan Ahmad: 17827. Redaksi hadis ini berasal dari beliau)